Archive for the ‘Instrument’ Category

Penghitung Obyek pada Sistem Roda Berjalan dengan menggunakan D-Sonar

Sunday, March 24th, 2013

AN0147
<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:”Cambria Math”; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:”"; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:”Times New Roman”; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:”Tahoma”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Calibri; mso-bidi-theme-font:minor-latin;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>

Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai penghitung obyek atau barang pada sistem roda berjalan atau conveyor yang menggunakan teknologi infrared. Namun teknik ini tidak dapat berjalan dengan baik apabila obyek yang dihitung berupa botol atau benda-benda yang tembus pandang sehingga infrared tentu akan mengalami kekeliruan dalam pendeteksian.

<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:”Cambria Math”; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:”"; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:”Calibri”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:”Times New Roman”; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:”Tahoma”,”sans-serif”; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Calibri; mso-bidi-theme-font:minor-latin;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>

Detail article dapat di lihat di sini

Modul pendukung :

AN-0188 Instalasi Delta Smart UVTRON pada Robot Laba-laba MSR-H01

Tuesday, March 20th, 2012

Modul ini adalah modul UVTRON cerdas yang dapat mencari posisi titik api hanya dengan sebuah perintah dari mikrokontroler robot. Hal ini akan mempermudah pemrograman dan efisiensi program karena proses pencarian titik api dilakukan oleh modul ini berdasarkan perintah dari mikrokontroler robot. Pencarian titik api dilakukan dengan proses scanning motor servo dengan sudut tertentu sehingga robot tidak harus bergerak ke kiri atau ke kanan untuk mencari titik api. Proses scanning dapat dilakukan sambil robot tetap berjalan bebas.

Setelah titik api ketemu, maka Delta Smart UVTRON dapat diatur untuk langsung mengaktifkan kipas atau hanya memberi info pada mikrokontroler robot bahwa titik api ditemukan.

Bagian-bagian Paket

  1. Kipas
  2. Smart UVTRON Microcontroller, bagian mikrokontroler yang berfungsi mendeteksi sinyal UVTRON, menggerakkan servo dan mengaktifkan kipas.
  3. Relay 12 Volt, relay untuk mengaktifkan motor DC penggerak kipas
  4. UVTRON Reflector, bagian yang memfokuskan sinar ultraviolet yang diterima UVTRON sehingga hanya bagian yang tepat didepan celah yang dapat terdeteksi.
  5. UVTRON Driver, rangkaian pembangkit tegangan DC 400 Volt untuk mengaktifkan UVTRON R9454 dilengkapi rangkaian pengkondisi dengan keluaran level TTL
  6. Battery 12 Volt + holder, battery sumber daya bagi UVTRON maupun relay.
  7. High Speed DC Motor, motor DC kecepatan tinggi untuk menggerakkan kipas.

Bagian-bagian Delta Smart UVTRON

Instalasi Delta Smart UVTRON kit pada MSR-H01

  1. Pasang High Speed DC Motor pada Pan Tilt Head seperti pada gambar berikut. Kabel motor sifatnya non polarity sehingga bebas untuk dibolak balik di mana posisi kabel hanya akan mengubah arah putaran kipas

    Instalasi High Speed DC Motor pada Pan Tilt Head

  2. Pasang UVTRON + Driver di atas jangkar servo dan motor

Instalasi UVTRON Driver

3. Pasang Reflektor UVTRON pada sensor UVTRON

UVTRON reflektor

4. Pasang kabel konektor 3 pin ke Delta Smart UVTRON Microcontroller dan Battery holder 12 Volt

Delta Smart UVTRON Microcontroller

5. Pasang Kipas di High Speed DC Motor dan hubungkan kabel konektor 3 pin ke UVTRON driver

Delta Smart UVTRON Fan

6. Pasang Delta Smart UVTRON kit pada kerangka MSR-H01

Delta Smart UVTRON pada MSR-H01

Wiring Diagram Instalasi ST-8535 – Delta Hex Engine dan Delta Smart UVTRON


Wiring Diagram Delta Smart UVTRON dengan ST-8535


Cara Kerja Sistem

Delta Smart UVTRON kit bergerak melacak titik api dengan menggerakkan servo ke arah CW dan CCW pada sudut tertentu dengan kecepatan 60 derajat per detik. Reflektor UVTRON berfungsi agar titik api hanya terdeteksi saat berada tepat di depan bagian celah reflektor sehingga lebih terfokus.

Saat api terdeteksi, gerakan servo akan melambat dan bergerak bertahap menuju ke titik api dan berhenti saat UVTRON tepat berada di depan titik api. Untuk mengetahui apakah UVTRON telah berada di depan titik api dilakukan dengan mendeteksi frekwensi yang dihasilkan oleh UVTRON Driver. Mikrokontroler yang ada pada Modul Smart UVTRON Microcontroller akan melakukan sampling setiap 150 mS. Pada saat titik api terdeteksi, maka akan ada sejumlah pulsa yang terdeteksi pada setiap kali sampling, semakin dekat arah UVTRON ke titik api maka akan semakin banyak pula pulsa yang diperoleh. Saat diperoleh sejumlah pulsa tertentu maka akan merupakan indikasi bahwa sensor telah mendekati arah titik api.

Melakui protokol yang dikirimkan ke Delta Smart UVTRON Microcontroller maka dapat diatur berapa pulsa di mana UVTRON dianggap telah mengarah ke titik api. Selain itu kadang-kadang diperoleh kondisi di mana pulsa maksimum sudah diperoleh walau sensor belum mengarah sepenuhnya seperti pada kondisi pada gambar berikut.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa pulsa yang terdeteksi sudah mencapai maksimum padahal sensor belum terarah tepat ke titik api. Agar dapat dipastikan UVTRON dapat mengarah tepat ke titik api maka dapat dilakukan pengaturan di mana titik api dinyatakan ketemu saat kondisi pulsa maksimum diperoleh berturut-turut selama sejumlah sampling tertentu. Contohnya nilai 3 berarti titik api ditemukan setelah 3 kali sampling berturut-turut adalah sejumlah pulsa maksimum. Nilai ini disebut Nilai Api Ketemu pada bagian protokol.

Saat titik api ditemukan, Smart UVTRON Microcontroller dapat diatur untuk langsung mengaktifkan kipas atau hanya memberitahu mikrokontroler robot bahwa titik api telah ketemu dengan memberikan logika 0 pada bagian Output Smart UVTRON Microcontroller.

Saat titik api hilang, maka kipas akan otomatis padam dan proses scanning kembali berjalan. Hilangnya titik api diketahui dengan tidak adanya pulsa lagi pada saat sampling. Namun seringkali api yang kecil juga tidak akan menimbulkan pulsa lagi oleh karena itu keputusan api telah padam sebaiknya tidak langsung diputuskan hanya dalam satu kali sampling. Jumlah sampling di mana api dianggap padam dapat diatur pada nilai Nilai Api Hilang pada bagian protokol. Pada kondisi standard nilai ini adalah 3.

Kecepatan gerak servo saat titik api ditemukan juga dapat diatur di bagian Durasi Gerak dalam satuan 20uS pada bagian protokol. Pada kondisi standard nilai ini adalah 8000h atau 32768 x 20uS = 0.65 second.

Posisi servo saat titik api ditemukan juga dapat dideteksi dengan perintah meminta info ke Delta Smart UVTRON Microcontroller.

Kipas juga dapat diaktifkan dan non aktif secara manual melalui protokol.

Kadang-kadang pada kondisi tertentu, proses scanning diperlukan dalam sudut yang tidak terlalu besar karena masalah mekanis, untuk itu pengguna dapat mengatur arah maksimum CCW dan CW servo melalui protokol juga.

Untuk memastikan api benar-benar padam, juga terdapat perintah untuk mengaktifkan kipas sambil menggerakkan servo CW dan CCW untuk menyapu titik-titik api.

Deskripsi I/O Delta Smart UVTRON Microcontroller

SERVO           : Port Output PWM ke Motor Servo

KIPAS            : Port Output untuk mengaktifkan kipas. Logika 0 = kipas aktif, Logika 1= kipas non aktif

TXD    : Output UART Delta Smart UVTRON Microcontroller

RXD   : Input UART Delta Smart UVTRON Microcontroller

GND   : Input Power 0 Volt

VCC    : Input Power 5 Volt

UVTRON       : Input yang diambil dari keluaran UVTRON Driver C10423

CONTROL     : Input pemilih modul di mana pada saat logika 0 data perintah yang dikirim ke

UART akan diproses, pada logika 1 semua data yang masuk ke UART akan

diabaikan.

BUSY : Output yang mengindikasikan modul siap untuk dikirim perintah. Logika 0 adalah status

non busy di mana hal ini akan memberitahukan mikrokontroler robot bahwa perintah

boleh dikirimkan dan sebaliknya pada logika 1.

OUTPUT        : Output yang mengindikasikan bahwa posisi titik api telah ditemukan sehingga

mikrokontroler robot dapat memberikan keputusan selanjutnya.

Algoritma pengiriman protokol

  1. Tunggu kondisi tidak busy dengan mencari kondisi logika 0 pada port ini.
  2. Beri logika 0 pada input control untuk memilih modul ini.
  3. Kirimkan data UART sesuai protokol.

Pengaturan Komunikasi:

-          Baudrate 57600 bps

-          8 bit

-          No Parity

-          None

Protokol Data

PROTOKOL DARI MASTER / PC KE Delta Smart UVTRON
Byte Nilai Deskripsi
00 1E Awal Paket
01 30h ID Smart UVTRON
02 01 Selalu 01
03 00 ID Pengirim adalah Master/PC
04 00 – FF Nomor urut Master/PC
05 01 – FF Panjang data mulai byte 6 hingga sebelum checksum
06 01 – 05 01 Mode Setting, 02 Minta info, 03 aktivasi kipas, 04 aktivasi kipas + Scan
05 aktivasi scan
07+panjang+1 Checksum di mana total semua data + checksum = 00
Mode Setting
Byte Nilai Deskripsi
06 01 Perintah Setting
07 01 – FF Durasi Gerak dalam satuan per 20uS
08 01 – FF Nilai Setting Api atau jumlah pulsa dalam sampling 150mS di mana
dianggap pulsa maksimum titik api terdeteksi
09 01 – FF Nilai Api hilang, jumlah sampling di mana diperoleh nilai 0 pulsa berturut2
10 01 – FF Nilai Api Ketemu, jumlah sampling di mana diperoleh nilai max pulsa
berturut-turut
11 00 / 01 Control kipas otomatis, 00 = kipas tetap padam, 01 = kipas langsung aktif
saat titik api diperoleh
Minta Informasi
Byte Nilai Deskripsi
06 02 Perintah minta info
Aktivasi Kipas
Byte Nilai Deskripsi
06 03 Perintah aktivasi kipas
07 00 / 01 00 = Kipas non aktif, 01 = kipas aktif
Aktivasi Kipas dan Scan
Byte Nilai Deskripsi
06 04 Perintah aktivasi kipas dan Scan
07 00 / 01 00 = Kipas dan scan non aktif, 01 = kipas dan scan aktif
Aktivasi Scan
Byte Nilai Deskripsi
06 05 Perintah aktivasi scan
07 00 / 01 00 = Scan non aktif, 01 = scan aktif
PROTOKOL dari Delta Smart UVTRON ke PC / MASTER
Byte Nilai Deskripsi
00 1E Awal Paket
01 00 ID Master / PC
02 00 – FF Nomor urut Master/PC
03 30 ID Delta Smart UVTRON
04 01 Selalu 01
05 01 – FF Panjang data
06 02 02 = Data informasi jarak, 06 = ACK
07+panjang+1 Checksum di mana total semua data + checksum = 00
Data Informasi Jarak
Byte Nilai Deskripsi
06 01 Data Informasi Jarak
07 01 – FF Durasi Gerak
08 01 – FF Nilai Setting Api
09 01 – FF Nilai Api hilang
10 01 – FF Nilai Api ditemukan
11 01 – FF Jumlah pulsa titik api yang diperoleh
12 00 / 01 00 = kipas tidak langsung aktif saat titik api ketemu, 01 = kipas langsung
saat titik api ketemu
Modul-modul Pendukung

- Delta Smart UVTRON Kit

- Pan Tilt Head

- Small System ATMega8535

- Delta Hex Engine

- Mekanik laba-laba MSR-H01

Paulus Andi Nalwan, Delta Electronic

AN0172 Membangun Sistem Navigasi dengan DST-NAVI sebagai Sub System Sensor dan DST-AVR sebagai Sistem Mikrokontroler

Saturday, August 13th, 2011

Aplikasi robot seringkali membutuhkan navigasi di mana robot harus mengetahui ke mana arah gerakan dilakukan. Seperti pada robot pemadam api pada KRCI di mana robot harus bergerak menyusuri ruangan-ruangan, dalam hal ini sistem navigasi sangat dibutuhkan untuk memandu gerakan robot tersebut.

DST-NAVI adalah merupakan sebuah sub system yang mengatur pengambilan data-data dari sensor jarak (ultrasonik maupun infrared) dan sensor kompas. Dengan mengetahui posisi robot terhadap dinding-dinding ataupun sudut terhadap arah mata angin maka dapat ditentukan ke mana robot harus bergerak.

Pada aplikasi ini digunakan Modul DST-AVR sebagai otak robot dan data-data sensor akan ditampilkan secara bergantian pada LCD berupa data jarak dengan menggunakan teknik infrared dari 8 sensor GP2D12 atau GP2Y0A21, teknik ultrasonik dari 8 sensor SRF-05 dan sensor kompas CMPS09 / 10

Modul pendukung artikel ini adalah:

- DST-NAVI

- DST-AVR

- LCD

- Infrared Range Finder GP2D12

- Ultrasonic Range Finder SRF05

- CMPS09 Digital Compass atau

- CMPS10 Digital Compass

Software pendukung:

- Microcontroller Source Code (Compile by AVR Studio)

Artikel dapat didownload di AN0172

AN0166 APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

Thursday, February 3rd, 2011

Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi menjadi besaran-besaran listrik sehingga dapat diproses oleh sistem elektronika seperti mikrokontroler, PLC ataupun PC melalui ADC (Analog to Digital Converter) yang mengubah sinyal elektronik menjadi data digital. Namun seringkali besaran listrik yang dihasilkan sensor sangat kecil sehingga ADC tidak dapat memprosesnya secara langsung. Untuk itu dibutuhkan rangkaian pengkondisi signal yang menguatkan signal tersebut menjadi tegangan analog yang cukup besar.

Pada artikel ini akan dibahas, bagaimana mengambil data-data dari beberapa sensor dengan keluaran sinyal lemah dan mengirim ke port serial (UART). Agar dapat dihubungkan pada laptop atau PC yang saat ini kebanyakan tidak lagi memiliki port UART maka dapat ditambahkan Modul DU-232 USB to 232 Converter. Sensor-sensor yang akan digunakan pada artikel ini adalah, sensor suhu PT-100 yang memiliki keluaran berupa perubahan resistansi yang dikonversi menjadi tegangan dalam ordo mili volt, sensor berat loadcell, sensor tekanan MPX2100 dan sensor gas TGS2600. Khusus untuk sensor gas TGS2600 yang memiliki keluaran tegangan cukup besar, maka bagian rangkaian pengkondisi signal berupa instrument amplifier tidak diperlukan lagi.

Gambar 1 Blok Diagram Sistem

Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan Modul DQI-06 Plus, yaitu sebuah Modul Data Acquisition dengan 4 kanal input yang mampu meng-akuisisi singal lemah dalam ordo minimal 200uV dan penguatan maksimum 10.000 x menjadi bentuk data UART. Modul ini dilengkapi ADC dengan ketelitian 16 bit yang mengkonversi besaran analog yang diperoleh dari sensor ke bentuk digital. Untuk  Modul DQI-06 biasa (tanpa Plus), keluaran dari sensor akan dihubungkan langsung ke ADC tanpa melalui rangkaian pengkondisi lagi. Modul ini dikhususkan untuk sensor-sensor yang memiliki keluaran tegangan yang cukup besar (dalam ordo volt) seperti TGS2600.

Gambar 2 Proses pada DQI-06 Plus

Pada aplikasi ini, data-data dari keempat jenis sensor tersebut akan direcord dalam PC dalam sebuah tabel. Seperti tampak pada gambar 2, proses diawali dengan penguatan sinyal lemah oleh rangkaian pengkondisi sinyal menjadi tegangan analog yang cukup besar. Beberapa sensor memiliki karakteristik sinyal yang berbeda sehingga dibutuhkan penguatan sinyal yang berbeda pula. Untuk itu pada bagian rangkaian pengkondisi ini perlu dilakukan proses kalibrasi dengan mengatur penguatan dari Op Ampnya. Setelah tegangan tersebut cukup besar untuk diproses oleh ADC, tegangan akan diambil dan dikonversi menjadi bentuk digital dan diterima oleh mikrokontroler yang menjadi otak dari modul ini. Mikrokontroler juga dapat menentukan di mana titik nol atau zero offset dari sensor yaitu titik di mana tegangan keluaran sensor adalah merupakan batas nilai minimum sensor tersebut. Sebagai contoh di mana sebuah loadcell yang telah diberi beban berupa penampang untuk meletakkan barang, tentunya loadcell akan mengeluarkan tegangan tertentu di mana hasil konversinya sudah bukan nol lagi walaupun nilai yang harus ditampilkan harus nol. Maka dengan proses zero offset ini, nilai tersebut akan dianggap nol dengan menekan tombol zero offset dari modul. Nilai pada ADC akan disimpan ke dalam memori dan selanjutnya semua proses akan selalu dikurangi dengan nilai tersebut.

Pada paket Modul DQI-06 sudah dilengkapi dengan program aplikasi yang mengambil data dari DQI-06 dan direcord ke dalam tabel yang tersimpan dalam bentuk file. Bila pada Modul DQI-06 proses zero offset dilakukan secara global, yaitu untuk semua sensor sekaligus, maka melalui program aplikasi ini, proses penentuan titik nilai minimum dapat dilakukan secara indenpendent untuk tiap sensor.

Bagian Rangkaian Pengkondisi Sinyal

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bagian ini berfungsi sebagai pengkondisi dari sinyal-sinyal lemah dari sensor menjadi sinyal tegangan analog yang lebih kuat. Proses pengkondisian dilakukan dengan menguatkan sinyal tersebut hingga maksimum 10.000 kali dari sinyal aslinya. Hal ini diproses oleh komponen Instrument Amplifier yaitu Op Amp khusus dengan penguatan yang sangat besar.

Untuk mengatur ketelitian sensor dilakukan dengan mengatur penguatan Op Amp ini yaitu dengan mengatur agar nilai maksimum sensor memiliki nilai tegangan yang sama dengan nilai Full Scale ADC. Pada Modul DQI-06, nilai full scale ADC adalah sebesar nilai VCC yaitu sekitar 4.5 hingga 5 Volt.

Gambar 3 Potensio pengatur penguatan (bagian yang dilingkari)

Sebagai contoh pada sensor suhu PT-100 di mana sensor ini memiliki range suhu antara -200 hingga 800C, namun pada aplikasinya akan digunakan hanya pada range maksimum 500 C, maka letakkan sensor pada kondisi suhu 500 C dan putar potensio pengatur penguatan hingga keluaran dari Op Amp mencapai nilai Full Scale yaitu 4.5 Volt. Bagian ini dapat dilihat dari terminal seperti pada gambar 4. Terminal ini pada Modul DQI-06 biasa adalah merupakan bagian terminal input analog.

Gambar 4 Bagian Output Rangkaian Pengkondisi

Modul DQI-06 Plus memiliki 4 buah potensio untuk mengatur proses ini sehingga kalibrasi tiap-tiap sensor dapat dilakukan secara independent.

Dari sensor-sensor yang akan digunakan pada aplikasi ini, berdasarkan bentuk keluarannya terbagi menjadi dua macam yaitu keluaran tegangan dan keluaran resistansi.

Sensor suhu PT-100 dan sensor Gas TGS2600 memiliki keluaran dalam bentuk perubahan resistansi dan sensor tekanan MPX2100 dan load cell memiliki keluaran dalam bentuk perubahan tegangan.

Sensor suhu PT-100

Keluaran dari sensor ini adalah merupakan perubahan resistansi sehingga dibutuhkan bias tegangan yang diperoleh dari resistor R1 dan R2 seperti pada gambar 5

Gambar 5. Rangkaian PT-100

Bias tegangan yang dibentuk dari R1, resistansi sensor dan R2 akan menghasilkan perubahan tegangan dalam ordo milivolt sehingga dapat dikuatkan oleh instrument amplifier. Tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian PT-100 ini tergantung dari nilai resistansi dari PT-100, semakin panas suhu yang dideteksi oleh PT-100 akan semakin besar nilai resistansinya dan semakin besar pula tegangan keluarannya. Sebagai contoh apabila pada suhu 100 C PT-100 berada pada resistansi 150 ohm maka akan diperoleh tegangan sebagai berikut.

= 0.0744V atau 74.4 mV

Apabila diinginkan kinerja sensor hanya mencapai 100 C, dan diperoleh ketelitian yang akurat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hasil keluaran yang diperoleh dari input 74.4 mV ini harus sama dengan tegangan full scale ADC yaitu 4.5 V. Untuk itu dibutuhkan penguatan sebesar:

Sensor Berat / Loadcell

Sensor ini sebetulnya mengubah besaran berat ke dalam bentuk perubahan resistansi, namun loadcell biasanya sudah terdiri dari rangkaian bridge seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian Dalam Loadcell

Perubahan nilai resistansi pada RA dan RB akan mengakibatkan perubahan tegangan dalam ordo mili volt pada titik A dan B. Oleh karena itu sensor ini tidak lagi memerlukan resistor bias seperti pada sensor suhu dan dapat diumpankan langsung ke instrument amplifier.

Sensor Tekanan MPX2100

Gambar 7 Bagian dalam MPX2100

Sensor ini mengubah tekanan menjadi bentuk tegangan dengan maksimum 40 mV dan dikeluarkan melalui Vout+ dan Vout- sehingga tidak dibutuhkan resistor bias lagi untuk dihubungkan ke rangkaian pengkondisi dari Modul DQI-06 Plus.

Sensor Gas TGS2600

Walaupun sensor gas juga mengeluarkan perubahan resistansi namun nilai perubahan tersebut cukup besar sehingga tidak lagi diperlukan rangkaian pengkondisi. Hanya dibutuhkan rangkaian seperti pada gambar 8

Gambar 8 Rangkaian TGS2600

TGS2600 membutuhkan tegangan VH atau tegangan heater yang berfungsi untuk memanaskan elemen sensor sebesar 5 Volt, oleh karena itu sisi positif dari VH dapat dihubungkan langsung ke VCC dan sisi negatif ke GND. Dengan menambahkan resistor RL pada rangkaian tersebut maka perubahan resistansi pada Rs (tahanan internal TGS2600) akan menjadi perubahan tegangan yang cukup besar sehingga dapat diumpankan langsung ke bagian salah satu dari bagian input ADC (lihat gambar 4). Sedangkan tegangan sensor yang dibutuhkan adalah sebesar 5 Volt, oleh karena itu jumper pemilih tegangan harus diatur pada nilai 5 Volt seperti pada gambar 9.

Gambar 9 TGS2600 yang dihubungkan pada kanal 4 DQI-06

Bagian ADC

Pada bagian ini, tegangan hasil keluaran dari rangkaian pengkondisi sinyal akan diubah menjadi data digital dengan resolusi 16 bit yaitu 15 bit positif dan 15 bit negatif. Karena keluaran dari rangkaian pengkondisi sinyal hanya positif maka proses konversi yang dilakukan hanya sisi positif saja dengan resolusi 15 bit (range 0000 – 7FFFh).

Dengan Full Scale ADC sebesar 4.5V maka akan diperoleh ketelitian pengukuran sebesar 4.5/7FFFh atau 4.5 / 32768 = 0.000137V atau 13.7 uV/bit

Apabila proses ini dilakukan untuk mengkonversi tegangan dari sensor suhu dengan range 0 – 500 C maka akan diperoleh ketelitian suhu sebesar 500/7FFFh atau 500/32768 = 0.0152 C

Namun hal ini juga tergantung dari karakteristik yang menjadi ketentuan sensor sebagaimana tercantum pada datasheetnya.

Seringkali keluaran tegangan dari sensor tidaklah stabil dan terdapat sedikit ripple-ripple tegangan yang biasanya ditimbulkan oleh:

- Kondisi suhu sekitar yang tidak stabil (pada sensor suhu)

- Getaran mekanis pada sensor berat atau sensor tekanan

- Noise dari sumber tegangan atau power supply.

Oleh karena itu untuk diperoleh konversi data yang valid proses ini dilakukan dengan pengambilan data beberapa kali dan menghitung nilai rata-ratanya

Gambar 10 Pengambilan sampling tegangan sebanyak 4 kali

Perhitungan jumlah sampling tegangan dapat diatur melalui bagian UART, yaitu dengan memberikan protokol-protokol data tertentu. (Lebih detail akan dijelaskan di bagian protokol). Nilai perhitungan jumlah sampling ini selanjutnya akan tersimpan pada memori DQI-06.

Proses pengambilan data dari 4 kanal ADC ini dilakukan secara I2C yaitu hanya melalui 2 jalur, SDA (Data) dan SCL (Clock) di mana setiap ADC memiliki pengalamatan yang berbeda.

Gambar 10 Timing Diagram

Mode Kerja DQI-06

Dalam proses komunikasinya antara mikrokontroler dengan UART PC, Modul DQI-06 memiliki beberapa mode kerja yang dipisahkan sebagai berikut.

Berdasarkan proses komunikasi datanya dipisahkan menjadi

1. Mode Pengiriman Terkontrol

Pada mode ini, DQI-06 hanya mengirimkan data berdasarkan permintaan dari UART. Pada beberapa aplikasi yang membutuhkan lebih dari 4 sensor, modul ini dapat diparalel hingga 256 unit dengan alamat yang berbeda-beda. Proses pemberian alamat dilakukan melalui data yang dikirimkan dalam format Protokol Delta Sub System (lebih detail dijelaskan di bagian protokol di user manual modul) dan disimpan ke dalam memori DQI-06. Agar tidak terjadi tabrakan data antar DQI-06 maka mode ini lebih cocok untuk digunakan karena proses pengiriman data ditentukan oleh Bagian Master (Bagian ini dapat berupa PC atau mikrokontroler lain). Proses pengambilan data pada mode ini dilakukan per kanal dan per modul DQI-06.

2. Mode Pengiriman Free Running

Mode ini digunakan apabila hanya digunakan satu buah Modul DQI-06 dan memperingan beban Master dengan tidak mengharuskan Master untuk mengirimkan perintah untuk meminta data melainkan hanya menunggu kiriman data dari DQI-06. Data akan dikirimkan sekaligus empat kanal untuk setiap durasi waktu tertentu. Pengaturan waktu dapat dilakukan melalui protokol Delta Sub System (lebih detail dijelaskan di bagian protokol di user manual modul).

Sedangkan berdasarkan protokolnya dipisahkan menjadi:

1 1. Mode Protokol Delta Sub System

Mode ini digunakan apabila digunakan lebih dari satu Modul DQI-06 atau dibutuhkan pengaturan yang lebih kompleks pada modul seperti pengaturan jumlah sampling, delay dan pengalamatan.

Gambar 11 Paket Data Delta Subsystem

1. 2. Mode Protokol AT Command

Mode ini digunakan apabila hanya dibutuhkan satu Modul DQI-06 dan digunakan oleh pengguna tingkat pemula di mana perintah-perintah yang digunakan menggunakan bahasa yang lebih manusiawi.

Setiap protokol AT Command akan selalu diakhiri dengan <ENTER> yaitu penekanan tombol Enter (pada hyperterminal) atau pengiriman data 0Dh dilanjut 0Ah pada port serial.

AT+CADC?<ENTER> = Master /PC menanyakan data input ADC DQI-06 akan membalas dengan OK<ENTER>+CADC:1,<ADC1 ADC2 ADC3 ADC4> di mana nilai ADCx adalah 16 bit data ADC tiap-tiap kanal dengan 0000 = -5V, 8000h = 0V dan FFFF = 5V

AT+SADC=03,02<ENTER> berarti master / PC mengatur agar jumlah sampel yang diambil untuk menghitung nilai rata-rata adalah sebanyak 3 sampel dan delay untuk freerun adalah 2 detik. DQI-06 akan membalas OK<ENTER> dan nilai setting akan tersimpan dalam memori.

AT+SADC?<ENTER> = Master / PC menanyakan kondisi setting DQI-06. DQI-06 akan membalas dengan OK<ENTER> +SADC:Sample,Delay Freerun. Sample adalah jumlah sampel data yang diambil untuk menghitung nilai rata-rata ADC dan Delay Freerun adalah delay pengiriman data ADC pada mode Freerun. Contoh: Apabila DQI-06 membalas OK<ENTER>+SADC:05,01 maka berarti nilai setting yang ada adalah sampel pengambilan data untuk perhitungan rata-rata adalah sebanyak 5 sampel dan delay freerun adalah 1 detik.

Program Aplikasi

Modul DQI-06 ini kompatibel dengan software ADC Delta Subsystem dengan mengatur modul bekerja pada Mode Terkontrol dengan Protokol Delta Subsystem. Pada software ini terdapat pengaturan nilai minimum dan nilai maksimum. Pengaturan ini digunakan untuk mengubah nilai hasil konversi ADC ke bentuk nilai sensor yang sesungguhnya.

Gambar 11 Program Aplikasi ADC Delta Sub System

Contoh bila sebelumnya sensor suhu di zero offset pada suhu 10 C maka nilai minimum (min value) diisi 10 juga atau pada sensor tekanan yang di zero offset pada tekanan 8 psi maka nilai minimum (min value) akan diisi 8.

Sedangkan untuk nilai maksimum adalah nilai sensor saat menghasilkan tegangan sesuai full scale (setelah melewati rangkaian pengkondisi). Contoh apabila saat rangkaian pengkondisi sensor suhu mengeluarkan tegangan 4.5 Volt pada saat suhu 150 C maka nilai maksimum (max value) akan diisi 150.

Bagian keterangan akan diisi dengan nama sensor yang akan digunakan. Sedangkan interval dapat diatur pada bagian setting.

Dengan menekan tombol Start log maka proses pengambilan data di tiap-tiap kanal Modul DQI-06 dapat dilakukan secara periodik dan nilai sensor akan tersimpan ke dalam PC dalam bentuk data base yang dapat dieksport ke dalam bentuk Excel.

Aplikasi ini dibangun oleh:

Dokumentasi PDF dapat didownload di sini


Bias tegangan yang dibentuk dari R1, resistansi sensor dan R2 akan menghasilkan perubahan tegangan dalam ordo milivolt sehingga dapat dikuatkan oleh instrument amplifier. Tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian PT-100 ini tergantung dari nilai resistansi dari PT-100, semakin panas suhu yang dideteksi oleh PT-100 akan semakin besar nilai resistansinya dan semakin besar pula tegangan keluarannya. Sebagai contoh apabila pada suhu 100 C PT-100 berada pada resistansi 150 ohm maka akan diperoleh tegangan sebagai berikut.

Vsensor = X V+

= X 10 Volt

= 0.0744V atau 74.4 mV

Apabila diinginkan kinerja sensor hanya mencapai 100 C, dan diperoleh ketelitian yang akurat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hasil keluaran yang diperoleh dari input 74.4 mV ini harus sama dengan tegangan full scale ADC yaitu 4.5 V. Untuk itu dibutuhkan penguatan sebesar:

Penguatan = = 60,5 kali

Sensor Berat / Loadcell

Sensor ini sebetulnya mengubah besaran berat ke dalam bentuk perubahan resistansi, namun loadcell biasanya sudah terdiri dari rangkaian bridge seperti pada gambar 6.

PENGHITUNG WAKTU DENGAN TAMPILAN LCD M1632 OLEH DST-51

Sunday, February 14th, 2010

AN0044

Penghitung waktu yang dimulai dengan menekan tombol start dan stop atau lebih dikenal dengan stop watch sudah banyak terdapat pada arloji-arloji digital memang sudah banyak terdapat di pasaran. Namun dalam aplikasinya, sebuah sistem elektronik seringkali membutuhkan bagian penghitung waktu yang terintegrasi dengan sistem tersebut. Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas bagaimana kita merancang sebuah penghitung waktu dengan menggunakan Modul DST-51 sehingga penghitung waktu ini dapat diintegrasikan dengan perangkat elektronik lain.

Detail aplikasi dapat didownload di sini

Aplikasi ini dirancang dengan menggunakan:

- Modul DST-51 Economic

- Modul LCD M1632

Penghitung Obyek pada Sistem Roda Berjalan dengan menggunakan D-Sonar

Sunday, February 14th, 2010

AN0147

Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai penghitung obyek atau barang pada sistem roda
berjalan atau conveyor yang menggunakan teknologi infrared. Namun teknik ini tidak dapat
berjalan dengan baik apabila obyek yang dihitung berupa botol atau benda-benda yang tembus
pandang sehingga infrared tentu akan mengalami kekeliruan dalam pendeteksian.
Teknologi ultrasonic yang menghitung adanya perbedaan jarak merupakan salah satu solusi yang
cukup baik. Namun antarmuka ultrasonic memang lebih rumit daripada infrared karena sinyal
yang diperoleh pada bagian receiver sangat kecil sehingga harus melalui penguatan terlebih
dahulu. Dengan adanya D-Sonar, maka masalah ini dapat diatasi. Selain itu D-Sonar juga
langsung memperhitungkan informasi jarak dan sekaligus mengirimkan ke UART. Hal ini
dilakukan pada saat sistem mikrokontroler meminta data dalam bentuk UART

Detail aplikasi ini dapat didownload di sini

Aplikasi ini dirancang dengan menggunakan:

- Modul DST-52 atau DST-51 Pro 2 sebagai Development System

- Modul D-Sonar sebagai ultrasonic range finder

- Modul LCD M1632 sebagai penampil

Wattmeter Digital Dengan menggunakan DST-37

Saturday, February 13th, 2010

AN1007

Pada prinsip dasarnya, besarnya nilai daya didapat yaitu dari hasil perkalian
antara nilai tegangan dengan nilai arus yang terhitung. Untuk menampilkan nilai daya
yang didapat secara digital, maka dibuat aplikasi sederhana yaitu Wattmeter digital,
dimana pada dasarnya menggunakan rumus dasar dari daya untuk menyusun
programnya agar bisa ditampilkan di LCD. Untuk membuat aplikasi wattmeter ini,
cukup dengan menggabungkan 2 aplikasi yang pernah dibuat, yaitu Voltmeter dan
Ampermeter digital. Dari kedua aplikasi tersebut, akan didapatkan sebuah aplikasi
wattmeter.
Mikrokontroler AVR Atmega8535 sudah dilengkapi dengan beberapa fitur
ADC seperti resolusi 10/8 bit , 8 chanel input yang terletak di PORTA, dan 0-VCC
input ADC, jadi input yang berupa tegangan 0 sampai 5 volt dapat langsung di
hubungkan ke mikrokontroler ini melaui salah satu kanal ADC. Dalam menggunakan
DST-37, harus menggunakan soket konverter untuk mengkonversi pin-pin 8515 ke
8535.

Detail artikel dapat didownload di sini

Informasi produk DST-AVR dapat dilihat di sini

Ampermeter Digital Dengan menggunakan DST-37

Saturday, February 13th, 2010

AN1006

Setelah membuat voltmeter digital, selanjutnya akan dibuat aplikasi lainnya
yaitu ampermeter digital. Pada dasarnya, hampir sama dengan aplikasi voltmeter
digital, yaitu untuk menampilkan apa yang diukur di LCD. dalam ampermeter digital
ini, akan ditampilkan ke LCD berapa nilai arus yang digunakan oleh beban dan juga
tampilan berapa tegangan yang diukur.
Mikrokontroler AVR Atmega8535 sudah dilengkapi dengan beberapa fitur
ADC seperti resolusi 10/8 bit , 8 chanel input yang terletak di PORTA, dan 0-VCC
input ADC, jadi input yang berupa tegangan 0 sampai 5 volt dapat langsung di
hubungkan ke mikrokontroler ini melalui salah satu kanal ADC. Dalam menggunakan
DST-37, harus menggunakan soket konverter untuk mengkonversi pin-pin 8515 ke
8535

Detail artikel dapat didownload di sini

Modul ini dirancang dengan menggunakan

- Modul DST AVR yang dapat dilihat di sini

- Modul DCS-01 yang dapat dilihat di sini

Voltmeter Digital Dengan menggunakan DST-AVR ProV3.7

Saturday, February 13th, 2010

AN1005

Voltmeter adalah alat instrumentasi yang paling sering digunakan oleh praktisi
elektronika, voltmeter ada 2 jenis, yakni voltmeter analog dan voltmeter digital.kedua
jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi sama, yang membedakan adalah
tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk sedangkan
voltmeter digital menggunakan LCD ( liquid crystal display ).
Dalam artikel ini akan dibahas tentang voltmeter yang mempunyai tampilan
digital yaitu tampilan di LCD, dimana dalam artikel ini digunakan AVR Atmega8535
dengan bahasa pemrograman C. Dengan bahasa C, dapat digunakan Code Vision
AVR C kompiler(CVAVR) sebagai kompiler bahasa C. Dalam CVAVR juga terdapat
program generator, sehingga dapat membuat program lebih cepat. seperti pembuatan
program inisialisasi ADC. pada gambar dibawah ini, adalah blok diagram voltmeter
digital

Detail artikel dapat didownload di sini

Informasi produk DST-AVR dapat dilihat di sini

Aplikasi Deteksi Level Air melalui SMS dengan menggunakan D-Sonar dan D-GSM300

Friday, March 27th, 2009

Deteksi ketinggian dari level air seringkali dibutuhkan untuk peringatan dini terhadap kondisi-kondisi tertentu. Contohnya kondisi banjir atau kondisi penuhnya tangki. Sensor berupa pelampung seringkali bermasalah pada bagian mekanis. Dengan menggunakan teknologi ultrasonic maka efek mekanis dapat dieliminasi.

Detail article dapat di lihat di sini

Modul pendukung :